ABCHANNEL.ID- Pasirmalati sebuah desa yang masuk ke wilayah kecamatan Dawuan kabupaten Majalengka. Senin, 27 Juni 2022.
Desa Pasirmalati dahulunya merupakan bagian dari Desa Balida, yang kemudian memekarkan diri pada tanggal 9 Juni 1982.
Dilansir dari Blog @nuurangpasirmalati berikut ini Sasakala desa tersebut, Pada abad ke-18 masehi akibat terjadinya pengejaran pemerintahaan Belanda terhadap kerajaan Mataram, maka Prabu Mayageni beserta istrinya dari kerajaan Matraram melarikan diri menuju ke sebelah barat dan singgah di suatu tempat yaitu di tengah hutan yang sampai sekarang tempat itu diberinama Cijurey (asal kata pelarian).
Baca Juga: 7 Daya Tarik Pantai Balekambang, Destinasi Wisata Pantai di Malang dengan Ragam Pesona Alam Memukau
Prabu Mayageni dan Prameswari lalu melanjutkan perjalanannya menuju ke sebelah utara, yang kebetulan waktu itu sang Prameswari sedang hamiil tua, maka di daerah itulah sang istri melahirkan seorang bayi laki-laki dan sampai saat ini tempat tersebut diberi nama Borojol (desa Sukaratu, kabupaten Sumedang).
Selanjutnya pada waktu itu, sang Raja beserta istrinya kedatangan patihnya yang bernama Yudhipati, dan kebetulan sama-sama melarikan diri dari kerajaan Mataram.
Baca Juga: Mengenal Sosok Buyut Santri Konon Keturunan Mataram yang Membangun Sebuah Desa di Majalengka
Maka pada waktu itulah Raja memberikan tugas kepada Patihnya untuk membawa dan membersihkan bali anak laki-lakinya itu, ke tempat atau wilayah untuk membersihkan bali tersebut diberi nama (Pangumbahan), yaitu desa Pakubeureum kecamatan Kertajati kabupaten Majalengka.
Setelah itu, dikarenakan persembunyiannya tercium oleh pemerintahan Belanda, maka Raja beserta istri dan patihnya melanjutkan perjalanannya dan singgah di suatu tempat, di hutan belantara tetapi tempat tersebut sangat disukai oleh Raja dan istrinya beserta patih yang membawa bali anak laki-lakinya, sampai sekarang tempat yang disukai tersebut diberi nama desa Sukawana, kecamatan Kertajati, kabupaten Majalengka.
Baca Juga: Bagaimana Cara Berkurban Untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal, Simak Penjelasan Buya Yahya
Selanjutnya, Raja beserta istri dan patihnya menuju ke sebelah timur kali Cimanuk, yang pada saat itu kali Cimanuk lebarnya hanya 10 meter saja.
Maka di situlah raja dan istrinya singgah di suatu tempat yang diberi nama Pasir dan selanjutnya berhubung Raja, istri dan anaknya akan mencari tempat persembunyian, maka raja memberi tugas kepada patihnya untuk menunggui bali jangan sampai hilang sebelum raja kembali dari tempat persembunyiannya.
Menurut cerita warga bahwa, Raja sampai waktu 20 hari lamanya tak kunjung juga datang, maka sehubungan patihnya sudah lama menunggu bali tersebut, dan perbekalan sudah tidak ada, sehingga dia pun kelaparan.
Artikel Terkait
Sasakala Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten Majalengka
Kirab Budaya Hari Jadi Majalengka ke-532 Dipersembahkan Untuk Masyarakat Kota Angin
Percayakah Anda? Ini 6 Tempat Angker di Majalengka
Cerita Rakyat Tentang Ksatria Kartawijaya yang Menggempur Hutan di Majalengka Memakai Pusaka
Meriahnya Kirab Budaya dan Karnaval HUT Majalengka ke 532
Teriakan 'Lanjutkan' Diucapkan Peserta Kirab Budaya di Depan Bupati Majalengka Karna Sobahi
3 Foto Unik Peserta Kirab Budaya HUT Majalengka 532
Tanjakan Jahim Jalur Alternatif Majalengka-Tasikmalaya yang Menyimpan Misteri
Mengenal Sosok Buyut Santri Konon Keturunan Mataram yang Membangun Sebuah Desa di Majalengka